Rabu, 26 Oktober 2011

TEKHNIK PENYAMPAIAN PESAN PESAN DAKWAH

Oleh : Dr. Irdas Raja[1]
 
Tidak semua orang memahami cara berdakwah yang baik, yang biasa menyampaikan materi dakwah dengan tepat sasaran tanpa harus mengalami demam panggung. Sebelum berdakwah ada beberapa hal penting yang harus dipersiapkan.  Persiapan ini memainkan peranan yang sangat penting dalam mendukung keberhasilkan dalam berdakwah.
Persiapan dakwah itu antara lain adalah sebagai berikut :
1. Menentukan Tujuan Dakwah
Tujuan dalam berdakwah harulah jelas, untuk apa kamu berdakwah, apakah memberitahu, menghibur atau membujuk. Selain itu juga harus merumuskan dengan jelas tujuan khususnya, yaitu tanggapan apa yang diharapkan setelah dakwah itu selesai.

2. Memilih dan menyampaikan pokok persoalan
Terkadang pokok persoalan sudah ditentukan oleh panitia sebelumnya, terkadang pun sang pembicara juga diberikan kebebasan untuk memilih pokok persoalan dalam berdakwah. Tapi walaupun persoalan itu sudah ditentukan atau belum, pembicara wajib menyempitkan pokok persoalan ini, untuk disesuikan dengan kesanggupannya atau kemampuannya, minatnya dan waktu yang disediakan untuk berdakwah.

3. Menganalisis pendengar dan suasana
Pembicara harus berusaha mengetahui siapa yang akan menjadi pendengarnya. Jumlah mereka banyak atau sedikit, mereka umumnya tergolong terpelajar atau tidak, bagaimana suasana dalam dakwah nanti, apakah hadirin duduk atau berdiri, pagi atau siang, di salam ruangan atau di tanah lapang, dan sebagainya. Semua itu harus diperhitungkan agar dakwahnya bisa berhasil

4. Mengumpulkan bahan
Pembicara dapat mengumpulkan bahan yang sesuai dengan pokok masalah yang akan disampaikan melalui banyak cara, diantaranya adalah :
a. Membaca buku, majalah, Koran dan sumber sumber pengetahuan lain yang sesuai dengan pokok masalah yang akan di sampaikan.
b. Berusaha menambah wawasan atau bertanya kepada orang yang lebih tahu
c. Mengingat kembali pengamalaman pribadi yang relevan

5. membuat kerangka secara sistematis
Berdasarkan bahan bahan yang berhasil dikumpulkan itu lalu disusun pokok-pokok yang akan dibicarakan menurut urutan yang baik. Di bawah pokok-pokok utama tadi diadakan perincian lebih jauh, dengan itu pengertian bahwa bagian-bagian yang terperinci itu harus memperjelas pokok-pokok utama tadi.

6. Menguraikan secara mendetail
Setelah kerangka selesai disusun, maka pembicara bebas memilih, yaitu berbicara bebas dengan sekali-kali melihat kerangka (metode ekstemporan), atau menggarap dakwah secara lengkap kata demi kata, kemudian dibacakan atau dihafalkan (metode naskah atau metode menghafal). Jadi, cara menguraikan kerangka dakwah itu tergantung pada metode apa yang dipilih.

7. Melatih dengan suara nyaring
Setelah semua persiapan selesai, pembicara sudah bisa mulai latihan berdakwah dengan suara keras seperti yang akan dilakukan dalam dakwah yang sesungguhnya.
Berhasil atau tidaknya dalam berdakwah banyak ditentukan oleh persiapan dakwah. Jadi, jika ingin berhasil dalam berdakwah, alangkah baiknya jika tujuh tahapan di atas jangan lupa untuk dipersiapkan

Teknik Penyajian Berdakwah yang Baik
Dalam menyampaikan materi dakwah diperlukan strategi penyampaian yang
baik, hal ini di maksud agar  menarik simpati pendengar. OLeh karena itu,
di bawah ini adalah beberapa Teknik penyampaian dakwah yang baik .
 

1) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami pendengar.
2) Menggunakan contoh dan ilustrasi yang mempermudah pendengar dalam
     memahami konsep yang abstrak apabila diperlukan.
3) Memberi penekanan dengan cara mengadakan variasi dalam gaya penyajian.
4) Mengorganisasikan materi sajian dengan urut dari hal mudah ke hal yang
      sulit dan lengkap.
5) Menghindari penggunaan kata-kata yang meragukan dan berlebih-lebihan.
6) Program atau materi disajikan dengan urutan yang jelas.
7) Berikan ikhtisar butir-butir yang penting, baik selama sajian maupun pada akhir sajian.Gunakan variasi suara dalam memberikan penekanan pada hal-hal yang
      penting.
9) Kejelasan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat agar pendengar tidak
      bosan atau terkesan monoton.
10) Membuat dan mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman
        pendengar,  minat pendengar, atau sikap pendengar, jika diperlukan.
11) Menggunakan nada suara, volume suara, kecepatan bicara secara bervariasi.
12) Menggunakan bahasa tubuh yang mendukung komunikasi Anda dengan   pendengar.

Kiat Praktis Dakwah Fardiyah
Merekrut manusia ke jalan Allah SWT. merupakan amaliyah yang mahal. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, di antaranya melalui dakwah fardiyah. Banyak pengalaman orang lain dalam merekrut orang melalui dakwah fardiyah. Terkadang memang melakukan dakwah fardiyah memerlukan kiat tersendiri.

Berikut ini kiat praktis dakwah fardiyah sebagaimana yang dipaparkan Syekh Mustafa Masyhur dalam bukunya Fiqhud Dakwah. Kiat-kiatnya sebagai berikut:

Langkah Pertama:
Berupaya untuk membina hubungan dan mengenal setiap orang yang hendak didakwahi dan membangunnya dengan baik. Upaya ini untuk menarik simpati darinya agar hatinya lebih terbuka dan siap menerima perbincangan yang dapat diambil manfaat sehingga pembicaraan berikutnya dapat berlangsung terus. Pembinaan hubungan dengannya dilakukan secara intens sehingga obyek dakwah mengenal orang yang mengajaknya sebagai orang yang enak untuk berteman dan berkomunikasi.

SUSUNAN PEMBICARAAN

Menyusun pembicaraan di muka umum agar dapat  menjelaskan permasalahan dan memuaskan pendengar memerlukan keterampilan tersendiri. Secara umum susunan dakwah  -khususnya dalam acara resmi- memiliki sistimatika sebagai berikut:

1.    Pembukaan.
Islam mengajarkan agar pembicaraan kita bermanfaat dan mendapat rahmat Allah. Untuk itu dakwah yang baik perlu dimulai dengan salam, memuji Allah, bersyahadat dan bershalawat kepada Rasulullah. Untuk membuka pembicaraan, disampaikan ucapan terima kasih atas kesempatan berbicara yang diberikan, memperkenalkan diri dan menyampaikan secara ringkas pokok-pokok pembicaraan yang akan dibahas. Maksud dari pembukaan adalah untuk mengajak para hadirin memperhatikan pembicaraan dan mempersiapkan mereka untuk berkonsentrasi pada masalah yang akan disampaikan.

2.    Isi bahasan.
Sebagai inti dari berbicara di muka umum atau berdakwah, isi bahasan harus:
a.    Disampaikan dengan jelas, sistimatis dan menggunakan bahasa efektif.
b.    Memiliki kerangka pembicaraan yang urut dan dapat dimengerti oleh pendengar.
c.    Membahas tema dengan disertai alasan-alasan yang kuat serta didukung informasi, fakta, data dan analisa yang logis.
d.    Untuk ceramah agama Islam, menyampaikan ayat-ayat Al Quraan dan atau Al Hadits yang berhubungan erat dengan pembahasan.
Pada  prinsipnya, seseorang yang berbicara di muka umum harus menyampaikan pokok-pokok bahasan dengan bahasa yang tepat dan ulasan yang memikat; jelas apa yang dia maksudkan, argumentatif dan dapat dimengerti para pendengarnya.

3.    Penutup.
Merupakan rangkuman dan kesimpulan pembicaraan yang telah disampaikan. Menjadi klimaks dari dakwah, sehingga memberi kesan yang kuat pada hadirin. Bilamana perlu disertai do’a dan harapan. Setelah itu diakhiri dengan permohonan ma’af bila ada kekhilafan dan ditutup dengan salam.

Untuk berbicara di muka umum diperlukan teknik-teknik tertentu yang harus dipahami. Bukan hanya teknik saat berbicara saja yang sangat penting, tapi persiapannya sendiri merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan.

1.    Teknik mempersiapkan dakwah.
a.    Menentukan tujuan. Biasanya dinyatakan dalam tema atau judul dakwah.
b.    Memahami pendengar. Apakah hadirinnya anak-anak atau dewasa, laki-laki atau perempuan, bagaimana tingkat pendidikannya, lingkungan masyarakatnya, jenis forumnya, bagaimana tanggapannya dan lain sebagainya.
c.    Menyusun dakwah dengan baik. Bilamana perlu dibuatkan naskah dengan didukung referensi yang sesuai.
d.    Berlatih dengan serius, baik materi, vokal, bahasa, gaya, intonasi dan lain sebagainya.
e.    Mempersiapkan diri, baik fisik maupun mental, terutama rasa percaya diri.
f.     Menghadiri forum sebelum acara dimulai.

2.    Teknik melaksanakan Dakwah

a.    Berpenampilan rapi dan sopan disesuaikan dengan forum.
b.    Menyampaikan dakwah dengan tenang, penuh rasa percaya diri dan menghargai pendengar.
c.    Menguraikan dakwah secara sistimatis. Bilamana perlu diselingi dengan humor (bukan lelucon).
d.    Menerangkan permasalahan secara jelas, argumentatif dan dapat didengar maupun dimengerti para hadirin.
e.    Mengatur dan memperhatikan waktu bicara.
f.     Bila terjadi kekurangan atau kekhilafan tidak segan untuk meminta ma’af.
g.    Membuka dan mengakhiri pembicaraan dengan salam.
Langkah Kedua:
Membangkitkan iman yang mengendap dalam jiwa. Pembicaraan hendaklah tidak langsung diarahkan pada masalah iman, namun sebaiknya berjalan secara tabi'i, seolah-olah tidak disengaja dengan memanfaatkan moment tertentu untuk memulai mengajaknya berbicara tentang persoalan keimanan. Melalui pembicaraan yang tabi'i persoalan yang dipaparkan akan mudah mendapatkan sambutan. Dari sambutan yang disampaikannya mengenai beberapa hal dapat ditindak lanjuti dengan meningkatkan gairah keimanannya. Gairah keimanan yang timbul darinya akan mencari solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Dari situlah muncul perhatian yang besar terhadap masalah-masalah keislaman dan keimanan.

Langkah Ketiga:
Membantu memperbaiki keadaan dirinya dengan mengenalkan perkara-perkara yang bernuansa ketaatan kepada Allah dan bentuk-bentuk ibadah yang diwajibkan. Pada tahap ini perlu pula dibekali dengan bahan-bahan bacaan dari referensi yang sederhana, seperti Dasar-dasar Islam, Prinsip-prinsip Islam (Abul 'Alaa Al Maududi) dan lain-lainnya. Di samping bekalan bahan-bahan bacaan juga perlu diperkenalkan dengan lingkungan yang baik dan komunitas masyarakat yang shalih agar dapat menjaga nilai-nilai yang telah tertanam dan meneladani kehidupan orang shalih. Mutabaah dan pemantauan dalam tahap ini memerlukan kesabaran yang tinggi sehingga dapat membimbing perjalanannya di atas jalan dakwah dan terhindar dari faktor-faktor yang buruk.

Langkah Keempat:
Menjelaskan tentang pengertian ibadah secara syamil agar memiliki kepahaman yang shahih tentang ibadah disertai niat yang benar dan berdasarkan syara'. Pemahaman yang tidak sempit terhadap ibadah. Ibadah bukan sebatas rukun Islam yang empat saja (shalat, puasa zakat dan haji). Akan tetapi pengertian ibadah yang luas sehingga memahami bahwa setiap ketundukan seorang hamba pada-Nya dengan mengikuti aturan yang telah digariskan akan bernilai ibadah. 

Langkah Kelima:
Menjelaskan kepada obyek dakwah bahwa keberagamaan kita tidak cukup hanya dengan keislaman diri kita sendiri. Hanya sebagai seorang muslim yang taat menjalankan kewajiban ritual, berperilaku baik dan tidak menyakiti orang lain lalu selain itu tidak ada lagi. Melainkan keberadaan kita mesti mengikatkan diri dengan keberadaan muslim lainnya dengan berbagai macam problematikanya. Pada tahap ini pembicaraan diarahkan untuk menyadarkan bahwa persoalan Islam bukan urusan perorangan melainkan urusan tanggung jawab setiap muslim terhadap agamanya. Perbincangan ini dilakukan agar mampu mendorongnya untuk berpikir secara serius tentang bagaimana caranya menunaikan tanggung jawab itu serta menjalankan segala tuntutan-tuntutannya.  

Langkah Keenam:
Menjelaskan kewajiban untuk mengemban amanah umat dan permasalahannya. Kewajiban di atas tidak mungkin dapat ditunaikan secara individu. Masing-masing orang secara terpisah tidak akan mampu menegakkannya. Maka perlu sebuah jamaah yang memadukan potensi semua individu untuk memperkuat tugas memikul kewajiban berat tersebut. Dari tahap ini obyek dakwah disadarkan tentang pentingnya amal jama'i dalam menyelesaikan tugas besar ini. 

Langkah Ketujuh:
Menyadarkan padanya tentang kepentingan sebuah jamaah. Pembicaraan ini memang krusial dan rumit sehingga memerlukan hikmah dan kekuatan argumentasi yang meyakinkan. Oleh karena itu harus dijelaskan padanya bahwa bergabung dengan sebuah jamaah harus meneliti perjalanan jamaah tersebut. Jangan sampai terburu-buru untuk menentukan pilihan terhadap sebuah jamaah yang akan dijadikannya sebagai wahana merealisasikan dasar-dasar Islam. 
Demikianlah langkah-langkah dalam melaksanakan dakwah fardiyah sebagaimana yang dijelaskan oleh syekh Mustafa Masyhur. Selamat mengamalkan, semoga Allah SWT. memudahkan kita membimbing manusia ke jalan-Nya. Amin.
(Dihimpun dari materi yang disampaikan para juru dakwah di media setak dan elekronik)


[1] Disampaikan dalam Pelatihan Penyuluh, Dai, Imam Khatib dan Rubiyah Se kota Patiaman, Khamis tgl 30 Juni 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar