Senin, 14 November 2011

DAKWAH PROFISIONAL (IDEAL)

Relis: Yasri Azmi

Ketika Rasul Muhammad saw sedang menyampaikan pelajaran-pelajaran penting, berkaitan dengan petunjuk-petunjuk praktis yang sangat bermanfaat, tiba-tiba tampil salah seorang seorang sahabatnya kedepan majlis itu. Sahabat yang satu ini nampak memiliki keberanian dan kecerdasan yang menonjol, ia langsung menyampaikan pertanyaan  yang sangat singkat dan belum pernah ditanyakan oleh sahabat yang lain :” Rasulullah ajarkanlah kepadaku suatu ucapan yang mengambarkan seluruh ajaran islam, yang dengan ucapan itu aku tidak akan bertanya lagi kepada orang lain selain kepadamu .“(H.R. Muslim)

Pertanyaan sahabat ini sangat diplomatis sekali, ia meminta penjelasan dari nabi satu perkataan yang dapat mencakup atau mengambarkan seluruh ajaran agama islam. Kalau kita yang ditanya, tentu akan sulit menjawabnya. Ajaran Islam kalau akan dijelaskan dari berbagai aspek dan bagian-bagiannya sangat luas sekali. Ia mencakup aqidah atau keyakinan dan kepercayaan dengan berbagai penjelasannya, mencakup ibadah dengan berbagai macam bagian-bagiannya dan aspek akhlaq dengan berbagai bentuknya. Kalau kita mau mencoba menjelaskannya dengan sepuluh jilid bukupun tidak mungkin akan sempurna, karena sangat mendalam dan luas.
Rasul Muhammad adalah salah seorang yang memiliki keistimewaan-keistimewaan yang sangat menonjol, terutama dalam hal kefasihan lisannya dan kemampuannya menyussun kalimat yang ringkas dengan cakupan makna yang sangat luas dan mendalam. Rasul yang mejadi rahmat bagi alam semesta itu, adalah seorang yang senantiasa menyukai kemudahan dan menghindari kesulitan terutama terhadap uamatnya. Ia sangat sayang terhadap kaum muslimin, memberikan perhatian yang penuh terhadap berbagai persoalan yang menimpa orang-orang mu`min. sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kalanganmu sendiri, berat rasa olehnya penderitaanmu. Sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, amat kasih lagi penyayang terhadap orang mu`min.(Q. al Taubah 128)
Nabi segera menjawab pertanyaan sahabat tersebut diatas, dengan ungkapan yang sangat ringkas dan mudah dipahami, beliau menjelaskan: katakanlah aku beriman kepada Allah, kemudian berlaku jujurlah kamu dalam imanmu” (H.R. Muslim)
 Hadis yang teramat singkat terdiri dari iman dan istiqomah atau berlaku jujur merupakan pondasi agama islam. Ajaran islam yang terdiri dari berbagai bagian-bagiannya pada dasarnya kembali kepada dua hal tersebut diatas. Kita bisa memperhatikan semua rukun iman, rukun islam dan ajaran-ajaran lain yang amat luas tidak mungkin dapat terwujud tanpa iman dan kejujuran.
Tanpa memiliki iman seseorang tidak mungkin menjadi seorang muslim dan tanpa kejujuran seseorang tidak akan bisa melaksanakan ajaran-ajaran agama. Tanpa kejujuran seseorang akan seenaknya memutar balikan kebenaran, tanpa dapat dipengaruhi oleh siapapun. Berkaitan dengan uraian ini, tepat apa yang disabdakan oleh Nabi SAW, berkali-kali :” Taqwa itu disini”. Sambil mengisyaratkan pada dadanya. Maksudnya bahwa taqwa seseorang terletak dalam dada atau kalbunya. Ketika ada seseorang yang datang minta fatwa kepada nabi SAW sekali lagi tidak menjawab dengan jawaban yang panjang lebar tetapi beliau menyatakan :”istafti qalbak”. Mintalah fatwa kepada hati sanubarimu    sendiri.

1 komentar:

  1. Assalaamuàlaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

    Salam kenal dari PCPM Pasar Merah Kota Medan

    Mohon Izin kopas mas.....syukron

    BalasHapus